Sunday, May 15, 2011

Mama adalah Kartiniku dan Aku adalah Kartini Mereka



Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Seorang mama pegawai swasta dan papa pegawai negeri. Aku dibesarkan dalam lingkungan rohani yang sangat baik. Orang tuaku mengajakku ke sekolah minggu, mengenalkan aku akan Tuhan Yesus, dan mengajariku Firman Tuhan. Aku tumbuh menjadi gadis yang riang dan tidak pernah kelihatan seperti mempunyai masalah.

Aku mulai mencoba hidup jauh dari orang tua, semenjak 20 September 2010. Karena aku diterima di salah satu Universitas Negeri di Semarang. Awalnya aku berpikir aku tidak akan mampu melewati semuanya. Tapi ternyata Tuhan memberikan aku banyak teman yang baik dan pengertian.


Dan semua kegembiraanku itu hilang sekejap tepat tanggal 2 Maret 2011. Saat itu setelah pulang kuliah aku main ke kos temanku. Dan tiba-tiba ada orang menelepon aku, dan mengatakan bahwa mamaku masuk rumah sakit. Disitu aku terkejut. Mama yang aku tahu, adalah mama yang kuat, sehat, dan nggak pernah masuk sakit. Seluruh tubuhku bergetar mendengar berita ini. Apalagi setelah aku bertanya sama papa, dan papa membenarkan kejadian itu.

Hatiku kalang kabut, aku langsung berangkat ke Jakarta malam itu juga. Dan mendapat tiket kereta api ke Jakarta. Dan ketika 5 menit sebelum aku naik ke kereta, saudara sepupuku meneleponku dan mengatakan bahwa mamaku sudah tidak ada lagi. Disitu aku berpikir bahwa ini hanyalah joke. Tapi aku berusaha membuat hatiku tetap tegar. Aku selalu memikirkan hal positif selama perjalanan pulang ke Jakarta di atas kereta.



Dan sampai saatnya aku tiba di rumah, aku melihat bendera kuning, tenda, dan suara tangis papa.
Aku merasa semua ini seperti mimpi. Aku sempat mengeluh dan marah sama Tuhan. Aku bilang Tuhan gak adil. Karena aku belum lulus wisuda, aku belum menikah, aku belum punya anak, tapi mama sudah Tuhan panggil. Semuanya itu kukatakan dalam hatiku.

Sampai akhirnya Tuhan mengetuk hatiku melalui Firman Tuhan. Dimana firman itu berkata bahwa Hidupmu bagi Kristus dan mati adalah keuntungan. Firman itu mengubah cara berpikirku. Disitu aku berpikir bahwa mama adalah orang yang sangat beruntung. Karena ia bisa bertemu Tuhan Yesus di Surga.

Saat ibadah sebelum pemakaman mamaku, aku menyanyikan sebuah lagu. Yaitu: Semua Baik.

Dari semula t'lah Kau tetapkan

Hidupku dalam tanganMu, dalam rencanaMu Tuhan
Rencana indah t'lah yang siapkan
Bagi masa depanku yang penuh harapan

Semua baik, semua baik
Apa yang t'lah Kau perbuat di dalam hidupku
Semua baik, sungguh teramat baik
Kau jadikan hidupku berarti.

Itulah lirik lagunya.

Setelah seminggu di Jakarta, aku harus kembali ke Semarang untuk melanjutkan kewajibanku 
sebagai mahasiswa. Betapa terkejutnya aku, ketika salah satu tetanggaku mengirimkan BBM bahwa semua tetangga di Jakarta menyukai lagu "Semua Baik" dan merasa terberkati oleh lagu itu.

Aku sangat senang, karena lagu yang aku nyanyikan bisa jadi berkat buat orang lain.

Setelah seminggu di Semarang, aku tergabung bersama tim Malam Puji-Pujian Persekutuan Mahasiswa Kristen Fakultasku. Disitu kami berlatih untuk perlombaan paduan suara antar Fakultas.

Dan aku kembali terkejut ketika salah satu kakak pengajarnya berkata: Aku salut melihat Eve (nama panggilanku), di balik dukanya dia mau langsung bergabung di tim paduan suara ini. Kalau aku jadi dia, mungkin aku tidak akan bisa langsung bergabung dengan banyak orang disaat aku masih berduka. 

Disitu aku langsung mengucap syukur. Tuhan terimakasih, ternyata hidupku bisa menjadi berkat lagi buat banyak orang. Dan itu bisa lebih menguatkan mereka.

Dan akhirnya di lomba paduan suara itu, kami keluar sebagai juara umum. Betapa senangnya aku mendengar hasil itu.

Pokoknya setelah kepergian mama, orang selalu berkomentar: Kok kamu kelihatannya gak ada masalah, kok bisa ketawa, dsb.

Yang aku lihat disini, mama juga punya sifat yang sama denganku. Tidak pernah terlihat punya masalah, kelihatan riang, dan tidak pernah mengeluh.

Dari semua ini aku mengambil sebuah pelajaran:
Meskipun dalam keadaan duka, suka itu akan tetap ada. Selama kita masih tetap bersyukur atas segala berkat yang sudah Tuhan kasih buat kita, hidup kita juga bisa jadi berkat buat orang lain!

Mari kartini muda jadilah berkat untuk orang-orang di sekelilingmu. Biarkan mereka melihat bahwa Tuhan bekerja di dalam kamu. Tuhan memberkati.

NB:
Guys, you can vote my writting in here http://t.co/VKppAjD #1hatiKartini. Wish my story can make you more strong. Thanks. ♥

No comments: